Minggu Jubilate, 17 April 2016
Jumat, 15 April 2016
Terpujilah Allah, Dialah Raja Dan Tuhan Semesta Alam
1 Tawarikh 16,31-36
Ibadah yang benar akan melahirkan semangat
kesaksian. Umat yang menyembah Tuhan dan menyadari bahwa kemuliaan Allah tidak
terbatas akan terdorong oleh kerinduan untuk mengajak segenap bangsa, bahasa,
dan ciptaan untuk mengakui kemuliaan Allah itu.
Tabut
Tuhan melambangkan kehadiran Tuhan dan berkat-Nya atas umat-Nya. Itu sebabnya
respons Daud dan umat Israel diungkapkan lewat mazmur ucapan syukur yang begitu
indah. Mazmur ucapan syukur ini dimulai dengan ajakan
untuk mensyukuri kebaikan Tuhan dengan bernyanyi, bermegah, mencari wajah
Tuhan, dan mengingat perbuatan-perbuatan-Nya yang ajaib.
Lalu segala perbuatan Tuhan dijabarkan pada ayat-ayat berikutnya. Pada intinya
karya Tuhan atas umat-Nya bisa dibagi menjadi dua bagian. Pertama, Tuhan
mengikatkan diri-Nya dengan Perjanjian kekal kepada umat-Nya. Salah satu isi
janji-Nya adalah memberikan tanah Kanaan sebagai milik pusaka Israel. Kedua,
Tuhan menjanjikan pemeliharaan-Nya atas umat-Nya. Dia tidak membiarkan
bangsa-bangsa lain mengusik milik-Nya.
Mazmur
ini mengajak, bukan hanya umat Israel, tetapi segenap bumi dan semua bangsa
untuk membesarkan nama Tuhan. Mereka tentu sudah melihat dan mendengar
perbuatan-perbuatan dahsyat dan ajaib yang dilakukan Tuhan atas umat-Nya. Dia
bukan hanya Tuhan atas umat-Nya Israel, melainkan Tuhan atas semua bangsa dan
segenap alam. Tuhan Pencipta adalah Allah yang mengatasi segala ilah lain. Dia
adalah Raja bukan hanya atas Israel tetapi Raja dunia ini (ayat 36).
Respons umat sungguh tepat: "Amin! Pujilah TUHAN!" (ayat 36).
Kebaikan Tuhan itu tidak perlu diragukan, oleh karena itu mereka mengatakan bahwasanya
kasih setiaNya untuk selama-lamanya. Berbeda dengan kebaikan manusia yang
sering berubah-ubah kadang baik kalau mereka itu cocok dengan kehendak hatinya
tapi akan berubah kalau mereka menyakiti hatinya berbeda dengan kebaikan Tuhan
yang tetap selamanya.
Minggu
ini disebut minggu Jubilate yang artinya bersorak-sorailah bagi Allah, hai
seluruh bumi. Melalui pengalaman hidup kita sebagai orang beriman, kita
diajak melihat setiap kali ada masalah-masalah di dalam perjalanan kehidupan
kita pasti ada selalu yang menolong kita yaitu Tuhan. Kita perlu melihat
kebelakang bagaimana Tuhan itu menyelamatkan kita dari tantangan-tantangan yang
kita hadapi. Pada waktu kita merasa kita tidak mampu menghadapi tantangan itu
tetapi kita bisa lewati kalau kita mengandalkan Tuhan.
Karena itu, marilah bersorak sorai memuji Tuhan karena kebaikanNya! Tidak ada yang lebih disukai Tuhan daripada pujian
dan ucapan syukur yang sungguh-sungguh keluar dari hati yang tulus. Tentu lebih
indah dan dahsyat kalau pujian dan syukur itu tidak semata-mata berbentuk
ibadah atau persekutuan, tetapi berwujud pelayanan yang memberkati sesama
manusia. Selamat berjubilate, Tuhan Yesus memberkati. Amin ~zs~
Label:
Almanak,
Gereja,
HKBP,
Ibadah,
Jatisampurna,
Warta Minggu
Jumat, 08 April 2016
Kuasa Anak Domba Allah
Wahyu 5 : 11-14
***
Umat percaya perlu mengingat bahwa Tuhan Yesus sudah
menjanjikan berkat yang indah kepada
semua orang yang menaati Firman-Nya. Dalam bagian ini Dia mulai menyediakan
berkat-berkat itu . Oleh karena bumi masih penuh dengan orang jahat, maka bumi
perlu "dibersihkan". Musuh Tuhan dan orang-orang yang menindas jemaat
Kristus belum dikalahkan. Untuk hal inilah kita diajak memahami “Kuasa Anak
Domba Allah”. Marilah kita lihat bagaimana kuasa Anak Domba Allah mengalahkan
segala kejahatan dibumi ini melalui penglihatan Yohanes. Selagi Yohanes
menangis, salah seorang dai tua-tua itu berkata kepadanya, “Jangan engkau
menangis! Sesungguhnya, singa dari suku Yehuda, yaitu tunas Daud, telah menang,
sehingga Ia dapat membuka gulungan kitab itu dan membuka ketujuh meterainya.”
Dua sebutan, Singa dari suku Yehuda dan tunas Daud adalah sebutan
yang sudah alam dipergunakan guru-guru Israel untuk Mesias (lih. Kej. 49:9-10 dan Yes.11:1).
Ketika
Yohanes melihat Anak Domba yang luka dan elok ini datang ke takhta Allah yang
Mahakuasa dan mengambil gulungan kitab, ia memperhatikan Anak Domba itu
memiliki 7 tanduk yang melambangkan otoritas dan kekuatan dari seorang
penguasa; Yesus memiliki segala kuasa di sorga dan di bumi. Anak Domba juga
mempunyai 7 mata yang dapat melihat yang melambangkan Roh Kudus. Yesus tidak tampil sebagai Putra
Allah melainkan sebagai Anak Domba, korban dosa. Betapa pilu hati Bapa saat Ia
menyerahkan Putra-Nya untuk dibunuh, Putra yang merupakan cahaya kemuliaan-Nya
dan citra langsung dari Pribadi-Nya. Sejak manusia jatuh ke dalam dosa, iblis
menjadi penguasa dunia. Tidak ada seorang pun yang bisa mengungkapkan rahasia
masa depan bumi dan kerajaan Allah. Itu berarti kita semua mahluk akan
hidup dalam keadaan yang serba tidak menentu, tidak ada jaminan dan pengharapan
akan terjadi sesuatu yang baik di masa depan kita.
Tetapi
puji nama Tuhan karena ternyata ada yang layak membuka gulungan kitab tersebut,
yaitu Yesus Kristus. Dialah satu-satunya yang layak. Sebab Yesus telah
membuktikan kemenangan-Nya dengan darah-Nya di kayu salib. Tidak ada
kuasa lain yang lebih hebat dari-Nya. Setelah gulungan kitab berada di
tangan Yesus, keempat mahluk dan keduapuluh empat tua-tua tersungkur dan
menyanyikan suatu nyanyian baru. Nyanyian baru ini layak untuk Yesus karena Ia
telah menjadi Penebus, menebus bumi dan semua orang berdosa. Nyanyian baru itu
tidak hanya merupakan suatu pujian tetapi juga merupaan pengakuan dan hormat
akan kuasa Yesus atas bumi dan sorga. Suara pujian kepada Yesus itu tidak hanya
berasal di takhta Allah tetapi juga terdengar dari segala mahluk yang ada di
sorga, di bumi, di bawah bumi, di laut dan segala yang ada di dalamnya (ayat
13). Semua mahluk di alam semesta ini mengaku bahwa Yesus adalah “Sang Penebus”
sekaligus “Sang Penguasa”. Marilah kita juga turut mengatakan amin. Misericordias Domini, “bumi penuh dengan
kasih setia Tuhan” Amin
---cbs---
Label:
Almanak,
Artikel,
HKBP,
Jatisampurna,
Renungan,
Warta Minggu
Sabtu, 02 April 2016
Segala Yang Bernafas Harus Memuji Tuhan
Mazmur 150 : 1 - 6
***
Segala makhluk dipanggil untuk memuji dan memuliakan
nama Tuhan (Mzm 150:1-6). Orang-orang percaya dipanggil untuk memuliakan nama
Tuhan salah satunya melalui pujian atau nyanyian. Di dalam Alkitab, kita dapat
melihat beberapa istilah menunjuk pada tindakan memuji nama Tuhan seperti: halal/hallelu
(Ibr) yang artinya: Puji Tuhan; yadah (Ibr) yang artinya: bersyukur,
menyanjung, menyembah ; tehillah (Ibr) yang artinya: memuliakan, memuji,
nyanyian pujian; epainos (Yun) yang artinya pujian, penghargaan; aineo
(Yun) yang artinya: berkata-kata dalam bentuk pujian; humneo (Yun) yang
artinya menyanyi, menyanjung dan memuji dengan sikap khidmat.
Pujian kepada Tuhan harus dimulai dari tempatNya
yang Kudus (ay.1), artinya dimulai dari
Bait Allah. Hal ini berarti pujian kepada Allah harus dimulai dari pribadi
setiap orang percaya. Karena setiap orang percaya adalah Bait Allah sebagaimana
dikatakan FirmanNya: “Tidak tahukah kamu, bahwa kamu adalah bait Allah dan
bahwa Roh Allah diam di dalam kamu ?”(1
Kor 3:16). Selanjutnya pujian dilakukan di dalam ibadah formal di Gereja
(seremonial). Pujian kemudian harus dibawa dalam kehidupan keseharian ke
sekitar kita bahkan mencapai cakrawala (ay.1).
Singkatnya pujian kepada Allah harus dilakukan secara menyeluruh dalam
hidup pribadi dan persekutuan, dalam ibadah formal dan hidup keseharian
(holistik).
Kenapa
kita harus memuji Tuhan ? Banyak alasan
kenapa kita harus memuji Tuhan. Beberapa alasan memuji Tuhan di antaranya
adalah, karena :
·
Kita diciptakan untuk memuji Tuhan (Yes 43:21, Yer 13:11, I Pet 2:9)
·
Kita diperintahkan untuk memuji Tuhan (Maz 150:6)
·
Karena Tuhan telah menyelamatkan kita (I Taw 16:35, Maz 9:15, 106:47)
· Tuhan menyediakan segala yang kita butuhkan
dalam kehidupan kita (Mat.6:8)
Bagaimana kita memuji Tuhan ? Di dalama renungan hari
ini, firman Tuhan mengajar kita, memuji Tuhan dengan nyanyian
yang diiringi dengan : tiupan sangkakala, gambus, kecapi, seruling dan ceracap.
Bila penggabungan alat-alat musik ini adalah sebuah orkestra yang memainkan
sebuah symponi dalam nada, maka HARMONI adalah syarat mutlak. Nada setiap alat
musik harus memainkan satu judul lagu yang sama dengan suara masing-masing yang
berpadu dalam harmoni. Demikian kita dalam kehidupan ini memuji Tuhan dalam
sebuah Harmoni : Iman nyata dalam Ibadah Formal (parmingguon) yang diteruskan
dalam hidup keseharian dalam seluruh aspek kehidupan, Kata dan perbuatan,
kerja, budaya dan agama jadi satu kesatuan orkestra kehidupan yang menyanyikan
sebuah symponi dengan judul” DAMAI SEJAHTERA ALLAH” di dalam bimbingan Roh
Kudus. Maka biarlah segala yang bernafas memuji Tuhan. Amin. --- djs ---
Label:
Almanak,
Artikel,
HKBP,
Jatisampurna,
Renungan
Langganan:
Postingan (Atom)