Ibrani 10: 5 ~ 10
Jemaat terkasih
dalam Kristus Yesus, perikop pada perayaan Advent ke-4 ini dimulai dengan
perkataan ”karena itu”, yang
menunjuk kepada sesuatu yang harus di betulkan atau diluruskan agar sesuai
dengan kehendak Tuhan. Tentang apakah hal itu?.
Berangkat dari
ayat-ayat sebelum perikop ini (ayat 1 ~ 4), dikisahkan para imam setia menuruti hukum Taurat mempersembahkan
korban untuk pengampunan dosa mereka sendiri dan dosa umatnya, berulang-ulang
setiap tahunnya. Hal itu dilakukan hanya untuk di sucikan secara lahiriah
artinya mereka hanya mencapai pada bayangan keselamatan saja bukan hakekat dari
keselamatan itu sendiri.
Bapa Allah yang
Kasih, melihat ketidakmampuan manusia untuk mencapai keselamatan yang abadi, karena itu, dengan inisiatif-Nya
sendiri, Bapa Allah mengutus anak-Nya yang Tunggal, Tuhan Yesus Kristus, ke
dunia di tengah-tengah manusia berdosa. Kedatangan Tuhan Yesus ke dunia untuk
membangun jembatan penghubung antara manusia dengan Bapa Allah di tahta-Nya
yang kudus, harus menjadi korban
persembahan. Dia datang dan rela mati menjadi persembahan yang kudus, sempurna
dan tidak bercacat sekali untuk selamanya, sebagai ketaatan-Nya melakukan kehendak Bapa Allah.
Jemaat Kristus
yang terkasih, tradisi para imam berulang-ulang masuk ke dalam kemah, dapat dikatakan mirip dengan kita, mengikuti
berbagai tipe kebaktian. Artinya apa yang kita lakukan itu belumlah dapat
membentuk kesempurnaan hidup ke Kristenan kita, atau adalah tidak cukup dengan
menyebut sebagai Kristen, namun kita sadar atau tidak sadar telah melakukan
pelanggaran terhadap kehendak Allah. Apabila dihubungkan dengan Epistel Minggu
lalu, maka pertanyaan kita adalah; dengan demikian apa yang harus kami
perbuat?. Maka jawabnya adalah lakukanlah kehendak Allah dan berbuahlah. Karena itu;
Ø Kita harus kudus sebab Dia yang Kudus berada dan diam di
dalam hidup pribadi kita; di dalam hidup keluarga kita (Bapak-Ibu dan anak2),
di dalam persekutuan kita bersama jemaat maupun lingkungan kita. Dia setia
dengan berbagai cara, memberi kita kemampuan untuk hidup sesuai dengan
kehendak-Nya.
Ø Persembahan kita harus kudus, sempurna dan tidak bercacat, karena Tuhan
Yesus telah memberi tiruan dengan mempersembahkan diri-Nya sebagai persembahan
yang tidak bercacat. Nyanyikan dan lakukanlah Buku Ende No. 727: Dipillit jala dipadiri hita, asa laho hita
marparbue, jala asa mian parbuenta.Tasolsoli ma nasa dosanta, tapauba ma
rohanta, tapelehon ma nasa dirinta, baen pelean na mangolu, na badia di
Tuhanta, na hinalomohon ni Debata.
Apabila kita melakukan kehendak Bapa Allah, maka terpenuhilah janji
Allah tentang keselamatan kita yang sesungguhnya, seperti telah di firmankan
pada Epistel Minggu ini; ” Bersorak-sorailah dan bersukacitalah, hai putri
Sion, sebab sesungguhnya Aku datang dan diam di tengah-tengahmu.” Selamat Advent ke – 4, mari persiapkan hidupmu
yang kudus untuk menyongsong Juru
Selamat kita, Tuhan Yesus Kristus.
Amin. ---NAP---
Tidak ada komentar:
Posting Komentar