Jumat, 16 Oktober 2015

Israel Dipulihkan


   Yeremia 8 : 4 - 7
        
               Allah kita adalah Allah yang setia dan tak pernah ingkar janji, apa saja yang difirmankanNya akan terjadi. Walau umatNya berpaling, Dia tetap setia menuntun, memelihara dan menjaganya. Allah dengan cukup sabar menantikan perubahan dari umatNya untuk mau mendekatkan diri padaNya, berpaling dari kejahatannya, percaya kembali kepada Allah dan menuruti seluruh perintahNya. Keadaan bangsa Israel yang sangat mendukakan hati Tuhan, sehingga harus dikatakanNya melalui Jeremia, ‘seruan pertobatan’, agar mereka kembali dari jalannya yang sesat, untuk dipulihkan Allah. Tuntutan Allah adalah perobahan sikap manusia dari pola hidup bersandar pada pemikirannya sendiri kepada kehidupan yang mengandalkan Tuhan dalam hidupnya.
               Maka Allah mengatakan : “Apabila orang jatuh, masakan ia tidak bangun kembali? Apabila orang berpaling masakan ia tak kembali?” Kejahatan yang dilakukan Israel adalah, berpegang pada tipu dan tidak berkata dengan jujur, ini adalah sikap penolakan terhadap firman Allah (bnd 9:13, 14, mereka meninggalkan taurat-Ku yang telah kuserahkan kepada mereka, tidak mendengarkan suara-Ku dan tidak mengikutinya, melainkan mengikuti kedegilan hatinya dan mengikuti para Baal.). Allah selalu memperhatikan perbuatan umatNya, tidak ada yang tersembunyi dari hadapanNya itu sebabnya dikatakan dalam ayat 6, ‘Aku telah memperhatikan dan mendengarkan’.
               Marilah kita meninggalkan segala kejahatan kita dan berpaling kepada Allah, supaya yang jatuh, bangun dan yang berpaling kembali. Berikanlah dirimu untuk dipulihkanNya, jangan sesat, Allah tidak mau dipermainkan. Burung ranggung di udara mengetahui musimnya, burung tekukur, burung layang-layang dan burung bangau berpegang pada waktu kembalinya, maka seharusnya kita sebagai mahluk ciptaan yang diberi akal budi lebih bijaksana untuk mengenali keadaan hidup kita. Jangan bersandar pada pengertianmu sendiri, seperti Yakobus dan Yohanes yang meminta kepaya Yesus tempat dalam kemuliaan-Nya (Markus 10:37). Bukan kita yang mengatur Tuhan tetapi Tuhanlah yang mengatur hidup kita. Yesus saja yang sudah Allah yang menjadi manusia tidak bertindak atas kemauanNya sendiri, tetapi menuruti kehendak Bapa-Nya. Bahkan Ia memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang sebagai bukti kepatuhanNya kepada kehendak Bapa yang disurga. Berilah dirimu untuk dipulihkan oleh kuasa darah-Nya, supaya oleh bilur-bilur-Nya kita sembuh dari segala penderitaan hidup yang kita alami. Darah-Nya amat kuasa, pulihkan hidup kita. Amin
                                                                                                                                               Christa Barita Siahaan

Tidak ada komentar: