Yeremia 8 : 4 - 7
Allah
kita adalah Allah yang setia dan tak pernah ingkar janji, apa saja yang
difirmankanNya akan terjadi. Walau umatNya berpaling, Dia tetap setia menuntun,
memelihara dan menjaganya. Allah dengan cukup sabar menantikan perubahan dari
umatNya untuk mau mendekatkan diri padaNya, berpaling dari kejahatannya,
percaya kembali kepada Allah dan menuruti seluruh perintahNya. Keadaan bangsa
Israel yang sangat mendukakan hati Tuhan, sehingga harus dikatakanNya melalui
Jeremia, ‘seruan pertobatan’,
agar mereka kembali dari jalannya yang sesat, untuk dipulihkan Allah. Tuntutan
Allah adalah perobahan sikap manusia dari pola hidup bersandar pada pemikirannya
sendiri kepada kehidupan yang mengandalkan Tuhan dalam hidupnya.
Maka
Allah mengatakan : “Apabila orang jatuh, masakan ia tidak bangun kembali?
Apabila orang berpaling masakan ia tak kembali?” Kejahatan yang dilakukan
Israel adalah, berpegang pada tipu dan tidak berkata dengan jujur, ini adalah
sikap penolakan terhadap firman Allah (bnd 9:13, 14, mereka meninggalkan
taurat-Ku yang telah kuserahkan kepada mereka, tidak mendengarkan suara-Ku dan
tidak mengikutinya, melainkan mengikuti kedegilan hatinya dan mengikuti para
Baal.). Allah selalu memperhatikan perbuatan umatNya, tidak ada yang
tersembunyi dari hadapanNya itu sebabnya dikatakan dalam ayat 6, ‘Aku telah
memperhatikan dan mendengarkan’.
Marilah
kita meninggalkan segala kejahatan kita dan berpaling kepada Allah, supaya yang
jatuh, bangun dan yang berpaling kembali. Berikanlah dirimu untuk
dipulihkanNya, jangan sesat, Allah tidak mau dipermainkan. Burung ranggung di udara
mengetahui musimnya, burung tekukur, burung layang-layang dan burung bangau
berpegang pada waktu kembalinya, maka seharusnya kita sebagai mahluk ciptaan
yang diberi akal budi lebih bijaksana untuk mengenali keadaan hidup kita.
Jangan bersandar pada pengertianmu sendiri, seperti Yakobus dan Yohanes yang
meminta kepaya Yesus tempat dalam kemuliaan-Nya (Markus 10:37). Bukan kita yang
mengatur Tuhan tetapi Tuhanlah yang mengatur hidup kita. Yesus saja yang sudah
Allah yang menjadi manusia tidak bertindak atas kemauanNya sendiri, tetapi
menuruti kehendak Bapa-Nya. Bahkan Ia memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi
banyak orang sebagai bukti kepatuhanNya kepada kehendak Bapa yang disurga.
Berilah dirimu untuk dipulihkan oleh kuasa darah-Nya, supaya oleh
bilur-bilur-Nya kita sembuh dari segala penderitaan hidup yang kita alami.
Darah-Nya amat kuasa, pulihkan hidup kita. Amin
Christa Barita Siahaan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar