Kamis, 11 Februari 2016

Mensyukuri Dan Mempersembahkan Buah Pekerjaan



Ulangan 26 : 1- 11
============= 
Allah telah ‘membimbing’, ‘memimpin’, ‘menuntun’ umatNya di padang gurun, inilah pengalaman-pengalaman bangsa Israel. Karena kuasa perbuatan-perbuatan Allah di Mesir dan di padang gurun, dan mengingat peristiwa-peristiwa inilah maka Israel dilahirkan sebagai ‘umat Allah. Sebagai umat Allah, bangsa Israel di perintahkan untuk mempersembahkan buah pekerjaan mereka sebagai ucapan syukur kepada Tuhan. Disaat mempersembahkan korban kepada Allah, bangsa Israel membacakan kembali peristiwa yang di alami bersama Tuhan dan ini disebut ‘credo kecil’ (Ul. 6 & 26). Peristiwa yang sangat berpengaruh dalam ibadah Israel dan disebut hal yang ‘priorita’ atau utama bagi kepercayaan Israel yaitu pokok-pokok yang berkenaan dengan ‘kelahiran Israel’.
Dalam rencana Allah untuk menyelamatkan manusia, Allah mengikut sertakan manusia di dalam pekerjaanNya. Di mana manusia itu ‘membuat kemah suci’, ‘manusia melayani sebagai imam’ dan ‘manusia mempersembahkan korban’. Kegiatan-kegiatan manusia dalam mempersembahkan korban jangan dipandang sebagai peristiwa biasa atau sebagai suatu kewajiban agama. Peristiwa ini menjadi contoh atau teladan kepada angkatan-angkatan yang akan datang, terserah  bagaimana cara kewajiban itu harus ditunaikan di sepanjang masa. Peristiwa mempersembahkan korban yang pertama adalah oleh Harun dan anak-anaknya, sebagai permulaan dilakukan di kemah suci.
Tentang persembahan disebutkan dalam Alkitab bahwa ada :

  • Persembahan yang berkenan di hadapan Allah. Allah berkenan kepada persembahan bila, kita hidup kudus di hadapan Tuhan dan melakukan kehendakNya  (Yeh 20 : 40-41, 43:27, Yes 56 : 7)
  • Persembahan yang tidak berkenan di hadapan Allah. Allah tidak berkenan kepada persembahan bila, kita tidak hidup kudus di hadapanNya, tidak mendengarkan perkataanNya (Yer. 6 : 20), berbalik dari Tuhan (Yer. 14 : 10, 12), melupakan Tuhan dan menciptakan tuhan yang lain  atau berhala (Hos. 8 : 13), mempersembahkan persembahan yang tidak pantas, misalnya  dalam ibadah Israel itu mempersembahkan binatang yang sakit, timpang, buta itu sama dengan menghina namaNya (Mal. 1 : 6-14).

Arti dari memberikan persembahan adalah Tuhan sendiri berkenan untuk membiarkan diriNya dicari dan suka bertemu dengan umatNya yang meminta pertemuan itu dengan mempersembahkan korban. Apakah yang sebenarnya terjadi apabila Allah menerima permintaan umatNya  berupa persembahan korban? Allah sendiri ‘mengadakan’ atau ‘memberi’ pendamaian dan mengampuni umatNya. Bagi korban persembahan yang diterima oleh Allah maka orang tersebut akan menerima pengampunan. Allah mendengarkan doa umatNya dengan sukarela, hubungkan dengan minggu kita hari ini yaitu “Invocavit” : Bila ia berseru kepadaKu, Aku akan menjawab. Dengan cara bagaimanakah kita berdoa atau berseru kepadaNya, yang pasti dan harus di dalam nama Tuhan Yesus Kristus sebagai korban dari ‘pendamaian’ itu. Yesus adalah contoh ‘korban persembahan sebagai buah sulung Allah’ yang telah memperdamaikan kita dengan Allah.
Hanya dengan percaya kepada Tuhan Yesus maka dosa diampuni, kita akan diselamatkan dan beroleh kehidupan yang kekal (bnd. Roma 10 : 8b-13). Persembahkanlah korban yang baik di hadapan Allah dengan penuh kekudusan dan penuh ucapan syukur. Segala pikiran kita terpaut kepada Tuhan dan bukan yang lain. Amin                                                                              
----chs----

Tidak ada komentar: