Ulangan 26 : 1- 11
=============
Allah telah ‘membimbing’, ‘memimpin’, ‘menuntun’ umatNya di padang gurun,
inilah pengalaman-pengalaman bangsa Israel. Karena kuasa perbuatan-perbuatan
Allah di Mesir dan di padang gurun, dan mengingat peristiwa-peristiwa inilah
maka Israel dilahirkan sebagai ‘umat Allah. Sebagai umat Allah, bangsa Israel
di perintahkan untuk mempersembahkan buah pekerjaan mereka sebagai ucapan
syukur kepada Tuhan. Disaat mempersembahkan korban kepada Allah, bangsa Israel
membacakan kembali peristiwa yang di alami bersama Tuhan dan ini disebut ‘credo
kecil’ (Ul. 6 & 26). Peristiwa yang sangat berpengaruh dalam ibadah Israel
dan disebut hal yang ‘priorita’ atau utama bagi kepercayaan Israel yaitu
pokok-pokok yang berkenaan dengan ‘kelahiran Israel’.
Dalam rencana Allah untuk menyelamatkan manusia, Allah mengikut sertakan
manusia di dalam pekerjaanNya. Di mana manusia itu ‘membuat kemah suci’, ‘manusia
melayani sebagai imam’ dan ‘manusia mempersembahkan korban’. Kegiatan-kegiatan
manusia dalam mempersembahkan korban jangan dipandang sebagai peristiwa biasa
atau sebagai suatu kewajiban agama. Peristiwa ini menjadi contoh atau teladan kepada
angkatan-angkatan yang akan datang, terserah bagaimana cara kewajiban itu harus ditunaikan
di sepanjang masa. Peristiwa mempersembahkan korban yang pertama adalah oleh
Harun dan anak-anaknya, sebagai permulaan dilakukan di kemah suci.
Tentang persembahan disebutkan dalam Alkitab bahwa ada :
- Persembahan yang berkenan di hadapan Allah. Allah berkenan kepada persembahan bila, kita hidup kudus di hadapan Tuhan dan melakukan kehendakNya (Yeh 20 : 40-41, 43:27, Yes 56 : 7)
- Persembahan yang tidak berkenan di hadapan Allah. Allah tidak berkenan kepada persembahan bila, kita tidak hidup kudus di hadapanNya, tidak mendengarkan perkataanNya (Yer. 6 : 20), berbalik dari Tuhan (Yer. 14 : 10, 12), melupakan Tuhan dan menciptakan tuhan yang lain atau berhala (Hos. 8 : 13), mempersembahkan persembahan yang tidak pantas, misalnya dalam ibadah Israel itu mempersembahkan binatang yang sakit, timpang, buta itu sama dengan menghina namaNya (Mal. 1 : 6-14).
Arti dari memberikan persembahan adalah Tuhan sendiri berkenan untuk
membiarkan diriNya dicari dan suka bertemu dengan umatNya yang meminta
pertemuan itu dengan mempersembahkan korban. Apakah yang sebenarnya terjadi
apabila Allah menerima permintaan umatNya berupa persembahan korban? Allah sendiri
‘mengadakan’ atau ‘memberi’ pendamaian dan mengampuni umatNya. Bagi korban
persembahan yang diterima oleh Allah maka orang tersebut akan menerima
pengampunan. Allah mendengarkan doa umatNya dengan sukarela, hubungkan dengan
minggu kita hari ini yaitu “Invocavit” : Bila ia berseru kepadaKu, Aku akan
menjawab. Dengan cara bagaimanakah kita berdoa atau berseru kepadaNya, yang
pasti dan harus di dalam nama Tuhan Yesus Kristus sebagai korban dari
‘pendamaian’ itu. Yesus adalah contoh ‘korban persembahan sebagai buah sulung
Allah’ yang telah memperdamaikan kita dengan Allah.
Hanya dengan percaya kepada Tuhan Yesus maka dosa diampuni, kita akan
diselamatkan dan beroleh kehidupan yang kekal (bnd. Roma 10 : 8b-13). Persembahkanlah
korban yang baik di hadapan Allah dengan penuh kekudusan dan penuh ucapan
syukur. Segala pikiran kita terpaut kepada Tuhan dan bukan yang lain. Amin
----chs----
Tidak ada komentar:
Posting Komentar