2 korintus 3:12-4:2
Teks yang kita bahas adalah tentang bagaimana Rasul Paulus hendak
meluruskan hati orang Israel yang sangat mengagungkan Musa, sebab muka Musa
pernah bersinar memancarkan sinar kemuliaan Allah. Seakan-akan apa yang telah
terjadi kepada Musa adalah kebenaran mutlak yang tidak dapat di ganggu gugat
dan abadi. Karena itu Paulus hendak meluruskan pemahaman mereka; bahwa cahaya
yang ada pada wajah Musa adalah sementara, tidak kekal. Karena itu Musa
menyelubungi mukanya supaya mata orang-orang Israel jangan melihat hilangnya
cahaya yang sementara itu (ayat. 13). Pikiran bangsa Israel telah tumpul, sebab
pengertian mereka telah terselubung, sehingga setiap kali mereka membaca
perjanjian lama khususnya kitab Musa mereka hanya mengagungkan tokoh Musa dan
tidak menerima Yesus yang telah menyingkapkan selubung tersebut.
Israel beriman berhenti pada tokoh, bukan bertemu
dengan Allah yang Roh maka cara pandang mereka sangat sempit dan duniawi. Hal
rohani itu hanya menyentuh pada penampilannya saja. Mereka taat beribadah,
namun ibadanya tidak nyata di dalam sikap hidupnya. Orang-orang yang menerima Tuhan adalah Roh, percaya dimana
ada Roh Allah, disana ada kemerdekaan (ayat. 17). Perbuatan baik bukan
supaya…… demi tujuan, tetapi perbuatan baik karena telah di merdekakan Tuhan.
Dimerdekakan di dalam Yesus (Galatia 5:1); di merdekakan dari hukuman dan
perbudakan dosa (Roma 6:6,14), di merdekakan dari kuasa Iblis (Kis. 26:18).
Berbuat baik bukan supaya di lihat orang tetapi karena itulah tampilan aslinya,
hidup yang telah menerima kemerdekaan oleh Kristus. Kalau Tuhan adalah Roh, Dia
ada di mana-mana; jika orang menyadarinya maka orang akan hidup benar.
Paulus mengajarkan bahwa orang yang telah di
merdekakan hidupnya mencerminkan kemuliaan Tuhan yang dapat di lihat semua
orang dan nyata di semua tempat bukan kepura-puraan. Paulus memberitakan di
dalam Tuhan kita diubah menjadi serupa dengan gambarNya dalam kemuliaanNya yang
semakin besar (ayat 18). Kepada orang yang percaya gambar Tuhan yang penuh
kasih dan mulia itu sudah dikenakanNya. Itulah yang membuat orang percaya
mulia, hidup dalam kebenaran dan cinta kasih, jauh dari segala pelanggaran dan
dosa. Karena itu bagi orang percaya tidak ada yang mustahil, jika ia tampil
dengan kemuliaan Tuhan dalam segala situasi ia sanggup melawan dosa,
mengendalikan diri dan menciptakan suasana damai sejahtera. Coba ingat-ingat bentuk wajah anda
terakhir bercermin, kira-kira adakah mencerminkan kemuliaan Tuhan? Coba
ingat ingat ketika anda marah, kecewa, sedih, sakit, adakah wajah anda
mencerminkan kemuliaan Tuhan?
Orang yangtelah dipenuhi kemuliaan Allah akan hidup
seperti kesaksian Paulus yang berkata; “Kami menolak segala perbuatan yang
tersembunyi yang memalukan; kami tidak berlaku licik dan tidak memalsukan
Firman Allah. Sebaliknya kami menyatakan kebenaran dan dengan demikian kami
menyerahkan diri kami untuk dipertimbangkan oleh semua orang di hadapan Allah”
(4:2). Kebenaran kekristenan itu harus lulus uji. Ketia ia sendiri,
tetap dalam kebenaran, isi hatinya yang tidak dapat di selami orang lain penuh
dengan kebenaran. Tidak berlaku licik atau berbuat baik demi kepentingan
pribadi. Dari segala sisi hidup orang yang benar-benar mengerjakan kemuliaan
Tuhan. Hidup dalam kemuliaan Tuhan akan mendatangkan kebahagiaan, bukan
penderitaan. Orang-orang yang hidup dalam kebohongan kemulian Tuhan hidupnya
diliputi ketakutan dan menderita sebab semua dusta akan terungkap pada saatnya.
Karena itu ingatlah !“JANGAN ADA DUSTA
DIANTARA KITA!” Tapi mari nyatakan kemuliaan Tuhan di dalam segala kehidupan
kita. Amin. ---djs---
Tidak ada komentar:
Posting Komentar